Friday, 8 June 2012

SEBUAH PURA UNTUK TUHAN


Pusalar Membangun Pura
         
Pusalar hidup di sebuah desa kecil di india selatan. Ia ingin membangun sebuah pura untuk Tuhan. Lalu ia memulainya dengan menggali pondasi disamping pondoknya diladangnya yang sempit. Setelah beberapa lama, lobang pondasi itu tetap menganga. Pusalar tidak mampu membeli batu bata untuk meneruskan pembangunan pura itu. Ia hamper putus asa. Tiba-tiba pikiran brilyan nya muncul di benaknya. Apa itu? Tak seorang pun orang yang tahu kecuali tuhan. Pusalar mulai menggali pondasi dilahan baru itu. Ia mulai membangun pura pura sedikit demi sedikit. Ia memasang batu bata sehari satu buah. Ia tidak mau buru-buru untuk menyelesaikan pura nya itu, sekalipun ia mampu, karena toh itu semua hanya dalam hati kecilnya. Sebab segala sesuatu mulainya dari hati yang suci. Ia ingin menikmati pekerjaan ia persembahkan untuk tuhan.

Satu hal sangat diperhatikan oleh pusalar dalam membangun pura itu, pintu puranya harus lebar. Agar setiap orang, terutama anak-anak dapat keluar dan masuk dengan nyaman. Dengan demikian mereka akan senang ke pura. Pusalar berpendapat, setiap orang harus mudah bertemu tuhan. Sebab tuhan tidak pernah mempersulit orang-orang yang ingin bertemu dengan-NYA
         
            Setelah bekerja keras selama satu tahun akhirnya pura yang dibangun oleh pusalar dapat terselesaikan. Ia merasa sangat lega dan bahagia. Ia bermaksud meresmikan pura itu, melakukan kumba abhiseka atau ngenteg linggih. Ia memohon kepada tuhan : “YA TUHAN, pura yang ku bangun untuk MU sudah hamba selesaikan. Besok saya akan melakukan upacara yang sederhana itu. Tapi Tuhan, tidak aka nada orang lain yang akan menyambut MU, kecuali saya sendiri Tuhan. Saya tidak memberi tahukan upacara ini kepada orang bukan karena apa-apa, saya hanya khawatir mereka akan menertawai saya.

Bagai mana kelanjutan cerita ini? Mari kita jauh pergi ke sebuah istana yang sangat megah, karena disana sang maha raja akan membangun pura. Selamat membaca!!

Maha Raja Membangun Pura
         
            Entah kebetulan atau tidak, ketika pusalar mulai membangu sang maha raja juga memulai membangun sebuah pura di alun-alun di depan istana, ditengah-tengah ibu kota. Pura itu haruslah sebuah pura yang sangat megah, sebagai lambang kemegahan dari kerajaan yang makmur. Raja mendatangkan arsitek, tukang batu dan tukang ukir pilihan dari seluruh dunia. Bahan-bahan, seperti batu bata, marmer, kayu, batu, dipilih yang terbaik dari seluruh negeri. Ketika sudah selesai, pura itu menjadi konumen yang begitu megah dan mengagumkan. Ia merupakan hasil karya seni yang tinggi. Raja memutuskan untuk melakukan upacara kumba abhiseka yang besar dan megah. Rajamengundang paa duta besar Negara sahabat,. Sebuah pesta besar untuk rakyat telah dipersiapkan. Malam sebelum upacara itu, dalam tidurnya Maha Raja di datangi oleh tuhan.
            Tuhan berkata :  “kamu harus mengundurkan upacara kumba abhiseka ini sehari!!”
            Raja kaget        :   “tuhan, semua sudah hamba siapkan. Ada apa gerangan?”
Tuhan bersabda: “ besok aku akan menghadiri upacara kumba abiseka pura yang dibangun         oleh pusalar. Jadi baginda harus mengundurkan  acara kumba abiseka tersebut.

Tuhan tiba-tiba menghilang. Maha raja pun terbangun dari tidurnya. Ia kaget dan kecewa. Siapa gerangan pusalar itu? Aku belum mendengar ada orang lain yang membangun pura diseluruh wilayah negriku. Siapa gerangan pusalar sehingga tuhan harus mendahulukan dia dari pada aku?
         
            Pagi itu juga maharaja mengadakan siding paripurna secara mendadak. Agenda sidang hanya satu : hari itu juga ia harus tahu siapa pusalar dan dimana ia tinggal. Tengah hari informasi diperoleh. Dan Maha raja berangkat menuju desa dimana pusalar tinggal. Seluruh desa kecil itupun sangat kaget dengan kedatangan sang maha raja yang tiba-tiba itu. Untuk apa raja mengunjungi pusalar? Ada apa dengan pusalar? Selama ini tidak ada yang memperdulikan petani miskin itu. Maha raja menghampiri gubuk Pusalar yang sangat sederhana. Pusalar kaget sekali, dan ia segera menyentuh kaki sang maha raja.
            “dimana puramu pusalar?” maha raja bertanya. Pusalar menjadi sangat malu. Selama ini tidak ada orang yang tahu mengenai pura itu, karena semua itu hanya pusalar yang tahu. Mungkin hanya orang bodoh dan miskin seperti dirinya yang membangun pura. Takut ditertawakan oleh penduduk desa yang berkerumun ingin tahu, serta para pengiring raja yang penuh waspada, ia mencoba mengingkarinya. Maha raja lalu menceritakan mimpinya kepada pusalar. Pusalar kini merasa tidak takut lagi, karena tuhan mengetahui dan meberkati apa yang ia kerjakan. Pusalar menunjukan dadanya  :  “Di Sini Yang Mulia!”
            Mendengar penjelasan pusalar, sang maha raja membungkuk dan menyentuh kaki pusalar.

Sungguh cerita yang sangat menyentuh hati bukan?
Tunggu cerita-cerita yang lainnya yang akan saya berikan kepada anda.
NAMASKAR

0 comments:

Post a Comment